Persiapan
Sosial
Tujuan persiapan sosial adalah mengajak
pasrtisipasi atau peran serta masyarakat sejak awal kegiatan, selanjutnya
sampai dengan perencanaan program, pelaksanaan hingga pengembangan program kesehatan
masyarakat.
Kegiatan-kegiatan dalam persiapan sosial ini lebih ditekankan kepada persiapan-persiapan yang harus dilakukan baik aspek teknis, administratif dan program-program kesehatan yang akan dilakukan.
Kegiatan-kegiatan dalam persiapan sosial ini lebih ditekankan kepada persiapan-persiapan yang harus dilakukan baik aspek teknis, administratif dan program-program kesehatan yang akan dilakukan.
- Tahap Pengenalan Masyarakat
Dalam tahap awal ini kita harus datang ke tengah – tengah masyarakat
dengan hati yang terbuka dan kemauan untuk mengenal masyarakat sebagaimana
adanya, tanpa disertai prasangka sambil menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan
yang akan dilaksanakan. Tahap ini dapat dilakukan baik melalui Jalur Formal
yaitu dengan melalui sistem pemerintahan setempat seperti Pamong Desa atau
Camat, dan dapat juga dilakukan melalui Jalur Informal misalnya wawancara
dengan To-Ma, seperti Guru, Pemuka Agama, tokoh Pemuda,dll.
- Tahap Pengenalan Masalah
Dalam tahap ini dituntut suatu kemampuan untuk dapat mengenal
masalah – masalah yang memang benar – benar menjadi kebutuhan masyarakat. Untuk
dapat mengenal masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh tersebut,
diperlukan interaksi dan interelasi dengan masyarakat setempat secara mendalam.
Kesamaan
derajat
Kesetaraan berasal dari kata setara atau sederajat.
Jadi, kesetaraan juga dapat disebut kesederajatan. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), sederajat artinya sama tingkatan (kedudukan, pangkat).
Dengan demikian, kesetaraan atau kesederajatan menunjukkan adanya
tingkatan yang sama, kedudukan yang sama, tidak lebih tinggi atau tidak lebih
rendah antara satu sama lain.
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia
sebagai mahkluk Tuhan memiliki tingkat atau kedudukan yang sama. Tingkatan atau
kedudukan yang sama itu bersumber dari pandangan bahwa semua manusia tanpa
dibedakan adalah diciptakan dengan kedudukan yang sama, yaitu sebagai
makhluk mulia dan tinggi derajatnya dibanding makhluk lain. Dihadapan
Tuhan, semua manusia adalah sama derajat, kedudukan, atau tingkatannya. Yang
membedakan nantinya adalah tingkat ketakwaan manusia tersebut terhadap
Tuhan. Persamaan atau tingkatan manusia ini berimplikasi pada adanya
pengakuan akan kesetaraan atau kesederajatan manusia. Jadi, kesetaraan
atau kesederajatan tidak sekedar bermakna adanya persamaan
kedudukan manusia.
Kesederajatan adalah suatu sikap mengakui
adanya persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban sebagai sesama
manusia. Implikasi selanjutnya adalah perlunya jaminan akan hak-hak itu
agar setiap manusia bisa merealisasikan serta perlunya merumuskan
sejumlah kewajiban-kewajiban agar semua bias melaksanakan agar
tercipta tertib kehidupan. Berkaitan dengan dua konsep di atas, maka dalam keragaman
diperlukan adanya kesetaraan atau kesederajatan. Artinya, meskipun
individu maupun masyarakat adalah beragam dan berbeda-beda, tetapi
mereka memiliki dan diakui akan kedudukan, hak-hak, dan kewajiban yang sama
sebagai sesama baik dalam kehidupan pribadi maupun kemasyarakatan.
Terlebih lagi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, jaminan atau kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama dari berbagai ragam masyarakat di dalamnya amat diperlukan.
Add Your Comments